Thursday, November 28, 2013

Saat serius.



Saat serius pada seseorang sesungguhnya kau akan mempertaruhan satu hal. Berubah dari apa adanya kamu, atau melepaskannya. Karena yang sebenarnya cinta akan selalu menuntutmu untuk berubah. Saat kau jatuh cinta pada seseorang, secara tidak langsung, kau harus merubah diri sesuai yang ia inginkan. Kau tak bisa bersikeras dengan sikapmu yang apa adanya itu, padahal dia tidak suka.

Jika kau bertanya; bukankah cinta tak akan merubahmu untuk menjadi orang lain? Benar! Cinta tak merubahmu, tapi kamu yang harus merubah diri sesuai dengan yang diharapkan pasanganmu. Tanpa perlu ia memintamu untuk berubah. Percaya atau tidak, tak ada cinta yang benar-benar bisa menerima kebiasaanmu seratus persen, pasti ada beberapa persen yang harus kau ubah, atau tanpa sengaja telah membuatmu berubah untuknya.

Jatuh cinta adalah perihal bertaruh menjadi diri sendiri dengan versi baru. Kau memang tak harus menjadi orang lain. Kau tetap menjadi dirimu, tapi yang harus kau pahami adalah kau harus berubah untuk menyesuaikan dirimu yang baru dengan cinta yang kau mau. Kalau kau benar-benar cinta padanya, kau akan berubah tanpa perlu ia minta.

Begitu juga sebaliknya, kalau orang yang kau cintai benar-benar cinta padamu. Ia akan berusaha melakukan apa saja yang membuatmu menjadi nyaman di dekatnya. Ia akan berubah menjadikan dirinya bisa membuatmu nyaman. Cinta selalu merubah seseorang, tapi tidak pernah memaksa seseorang untuk berubah.

Saat serius pada seseorang, kamu harus membuat dirimu pantas untuk dicintainya. Bukan menuntutnya menerimamu apa adanya. Karena untuk mendapatkan cinta yang terbaik, kau juga harus memantaskan dirimu untuk itu. Maka, berubahlah menjadi lebih baik, sesuai dengan cinta yang kau inginkan.






23:18 | 28 november 2013.


Wednesday, November 27, 2013

Satu orang dalam hidupmu.

Kau hanya mencintai satu orang dalam hidupmu. Orang yang membuat pikiranmu hanya tertuju padanya. Seseorang yang mungkin saja hanya menjadi kekasihmu untuk beberapa waktu, atau mungkin belum sempat menjadi kekasihmu. Bahkan yang lebih parah kalian bisa saja belum terlalu dekat. Hanya kenal wajah, mungkin. Tapi cinta itu jatuh ke dadamu. Menancap dan kau tak bisa lagi megelak. Sepanjang hidupmu kau hanya memikirkan dia. Tanpa pernah memaksa hatimu untuk memiliki dia. Bagimu mencintainya saja sudah membuatmu bisa tersenyum kala hatimu berduka.

Hari terus berjalan, mengantikan jam-jam yang berada di dinding rumah. Mengalir terus bersama kesibukanmu. Dan kau pun  menyadari, kau hanya manusia yang tak akan bisa terus selamanya menikmati cinta dalam hati. Dengan segenap rasa, kau berusaha mencintai orang baru. Meski tetap saja seseorang yang ada di kepalamu itu, seseorang yang mengusik hatimu tak pernah bisa kau lupakan.

Kau akan terus berusaha mencintai orang baru yang juga sebenarnya merasakan hal yang sama. Dia bisa saja juga jatuh cinta pada seseorang yang hanya dia simpan di hatinya. Dan untuk kamu, dia berusaha keras untuk mencintaimu. Memberikan rasa teramah yang ia punya. Melakukan hal-hal yang membuatmu bahagia.

Begitulah kita manusia. Kau hanya perlu melakukan hal yang seharusnya dilakukan manusia. Saling mencoba mencintai orang yang sebelumnya mungkin saja tak pernah kau cintai. Tak ada yang salah dengan semua ini. Karena Tuhan pun mungkin juga akan kewalahan, jika harus mengikuti hatimu yang bersikeras untuk satu orang yang tak pernah kau lupakan.

Sebagai manusia, sudah sewajarnya kamu menjalani hidupnya manusia. Belajarlah untuk mencintai orang baru. Meski akan selalu ada satu orang yang special dalam hidupmu. Seumur hidupmu. Yang harus kau lakukan saat ini adalah cintai saja orang yang juga sedang berusaha mencintaimu, setidaknya itu cara yang harus kau lakukan sebagai manusia. Untuk menghargai Tuhan yang telah melahirkan cinta di dadamu. 

Lelaki yang jatuh hati.




Banyak yang tak percaya kalau aku benar-benar memiliki rasa padamu. Kata mereka, kamu hanya penasaran. Aku tak ingin membantah apa yang mereka katakan tentang apa yang aku rasakan. Toh yang tahu apa yang ada di dalam hatiku, hanyalah aku. Kalau tak benar-benar cinta, tak mungkinkan aku menunggumu selama ini?

Sudah hampir setahun aku tetap saja menjadikanmu perempuan nomor satu di hatiku. Perempuan yang tak pernah ku jauhkan dari hatiku. Meski aku tak selalu mendekatkan ragaku padamu. Sesekali aku pun merasa lelah saat harus bertahan untuk tetap mencintaimu. Sedangkan kau hanya terlihat biasa saja. Kau bahkan terlihat tak peduli dengan apa yang aku rasa. kau juga tak terlalu memperhatikan aku. Begitulah kelihatannya. Mungkin itu juga yang dikatakan teman-temanku, aku belum bisa mendapatkan hatimu. Aku hanya penasaran atas apa yang aku dapatkan darimu; atas perlakuanmu.

Jujur saja, aku tak pernah peduli apapun kata orang tentangku kepadamu. Begitu juga sebaliknya. Aku hanya lelaki yang jatuh hati kepadamu. Berharap suatu hari kau mengerti, bahwa lelaki yang jatuh hati ini sudah menunggumu untuk sekian lama. Lelaki ini sudah mencoba untuk mencintaimu sepenuh hatinya. Jika ada istilah pembuktian. Inilah yang aku lakukan untukmu.

Andai pun di ujung tahun penantianku kau tetap menjadi hati yang dingin. Kau tetap membiarkan aku yang mencintaimu tanpa pernah perduli dan membalas cinta. Aku akan bersungguh-sungguh, aku tak akan apa-apa. Meski aku sudah menduga rasanya akan begitu menyesakan dada. Tapi percayalah, aku tak akan menunggumu selama ini jika aku tak benar-benar cinta. Jika pun aku harus menerima pahitnya dari apa yang aku tunggu. Aku akan tetap bahagia. Setidaknya aku telah membuktikan padamu, ada lelaki yang bisa menungguimu selama itu. Lelaki yang jatuh hatinya. Lelaki yang jatuh cintanya kepadamu.

Aku hanya lelaki yang jatuh hati. Lelaki yang akan menunggumu untuk menerima hatiku. Bukan lelaki yang akan memaksamu untuk mencintaiku. Bukan lelaki yang penasaran atas pengabaianmu. Aku lelaki yang jatuh hati dengan sebenarnya.

Satu hal yang harus kau tahu; lelaki yang jatuh cinta, mencintai perempuan yang benar-benar ia cintai dengan caranya sendiri. Cara yang mungkin saja tak akan dimiliki lelaki lain. Karena saat jatuh cinta, lelaki akan membuatmu istimewa di matanya.


Monday, November 25, 2013

Anak burung merpati jantan.

Aku adalah anak burung merpati jantan yang tiba-tiba mengurung diri dalam kamar. Takut tersengat matahari yang menghanguskan sebagian kulit di bawah sayapku. Takut menatap sinarnya yang memedihkan mataku. Aku memilih menyembunyi diri dari binar matamu. Sinar yang mampu meluluhkan aku bahkan lebih hangus dari bakaran sinar matahari jam duabelas siang itu.

Aku adalah anak burung merpati jantan yang tiba-tiba takut patah hati. Sejak menatap matamu petang itu sebagian keberanianku hilang. Aku bahkan tak lagi berani bermain di ranting pohon sebelah kiri rumah ku. Tidak juga di pelepah pinang sebelah kanan rumahku. Bahkan aku juga tak berani datang lagi ke sungai kecil tempat aku biasa membersihkan diri. Kini aku hanyalah anak burung merpati jantan yang terlalu takut akan hal-hal yang berkaitan denganmu.

Aku takut jika sayapku tak lagi mampu ku getarkan saat bertatapan denganmu. Bagaimana aku akan menyelamatkan diri nanti, jika ternyata matamu yang hitam bulat itu mencoba merasuki jiwaku. Bagaimana mungkin aku bisa selamat dari sinar matamu yang tak pernah hilang dari ingatanku.

Kau memiliki segala yang aku rahasiakan pada ibuku. Bahkan keberanianku yang diajarkan ayah sejak lahir tiba-tiba menciut sejak bertemu denganmu. Entah kapan mulai pastinya rasa itu ada. Yang aku tahu setiap kali kedua kita bertemu matamu selalu saja menciutkan nyaliku.

Kata ayah, anak burung merpati jantan tak boleh takut kepada apa pun. Mungkin ayahku lupa; sewaktu jatuh cinta pada ibu, dia hanyalah anak burung merpati jantan yang selalu mengintip dari balik jendela. – begitu cerita kakek kepadaku.  



22:12, 25 nov 2013. | Kamar. 

Sunday, November 24, 2013

Aku tak baik begini.

Aku tak baik begini, terus berada di sampingmu sepanjang hari. Meski aku tahu tak ada tempat yang lebih nyaman selain udara di sekitar tubuhmu. Tak ada ruang yang lebih meneduhkan, selain menyandarkan diri di bawah dagumu. Aku tahu semuanya akan sangat menyenangkan. Tapi, aku juga harus menyadari, aku tak baik begini.  Karena memang tak selayaknya kita tetap berdua, padahal kau tak pernah memiliki cinta. Semakin hari, semakin terkumpul detik-detik berdua, semakin terkumpul pula luka yang akan ku tanggung di dada. Aku harus menyadari, aku tak baik begini.

Memang, cinta pun juga tak akan selalu bersama, ada baiknya pergi adalah cara untuk tetap bahagia.  Aku memilih bahagia yang sebenarnya, meski aku tak begitu yakin bisa terbiasa tanpamu, tapi, setidaknya dengan menjauh ratusan kilo meter dari tubuhmu hatiku tak rusak lagi. Setidaknya untuk saat ini aku lebih baik begini. Menjauh darimu yang tak pernah menggunakan hati.


Saat jauh begini


Saat jauh begini. Aku bahkan lebih rapuh dari daun keladi. Aku bahkan lebih sepi dari jalanan  dinihari di belakang desa sebelah rumahku. Aku bahkan lebih layu dari daun-daun talas terbakar api jerami. Tanpamu hanya ada jenuh yang menjemukan. Tanpamu hanya ada perih yang mengigit di dadaku. Pelan-pelan aku bisa mati. Pelan-pelan aku bisa gila. Pelan-pelan saja mendekatlah kemari. Aku ingin lebih dekat lagi denganmu. Aku ingin menjadi daun-daun yang selalu kau rindu. Daun-daun putri malu yang tersenyum kala hujan turun. Saat panas gersang. Bersamamu cukup membuat tenang.

Saat jauh begini. Peluhku pun terasa lali. Dinihari tak terasa pagi. Kelam dan legam menderam di dadaku yang semakin suram. Tanpamu semuanya berubah tak tentu arah. Tanpamu sayap-sayap malaikat pun terlihat patah. Begitukah cinta yang merekah di dada. Saat jarak terasa begitu menyiksa. Lalu kemana aku akan mengadukan lara? Tanpamu semua seolah sia-sia. tanpamu tak adalagi yang bisa kupercaya.

Saat embun-embun dinihari turun memandikan tubuhku. Membasuh rindu yang kalah. Menghanyutkan asa yang tak kunjung kau ijabah. Sementara aku hanya bisa diam dalam gelap menjelang subuh yang semakin kelam. Tulung-tulang rusukku semakin remuk. Rangka peluknya seolah ingin patah. Aku takut, kelak jika bertemu denganmu lagi ia hanya menunggu mati. Karena saat jauh begini ragaku pun seolah sekarat. Perasaan yang menggunung kini terasa semakin berat. Bergelayut di pundakku yang semakin erat.

Saat jauh begini, tak ada yang lebih mulia dari pada segera pulang. Tak ada yang lebih indah selain manatap wajahmu yang merona merah. Tak ada yang lebih madu dari pada memeluk tubuhmu dengan rindu.


Saat jauh begini, sesungguhnya Tuhan sedang menguji diri; apakah kita memang terlahir untuk bertemu lagi?







kamar: 2:53 dinihari.

Saturday, November 23, 2013

mendua


Jika cinta datang pada hati yang sudah termiliki apakah salah?

Aku tahu ini adalah salah. Saat hatiku masih terikat kuat oleh hatimu, di saat yang sama aku terikut hati dengan orang lain. Dia yang membuatku nyaman lebih dari apa yang kau hadirkan. Sedangkan hubungan kita hanya diary yang membosankan. Kau terlalu menjenuhkan saat dia bisa membuatku merasa lebih bergairah. Kau terlalu menjemukan saat dia bisa membuat duniaku penuh bunga. Lalu kenapa kita masih saja bertahan? Kenapa aku masih saja bertahan? Aku ingin mengatakan padamu, aku masih cinta kamu. Dan harusnya kau tahu, cinta saja tak cukup untuk membuat hubungan bahagia. Aku butuh kamu di sampingku, dan saat ini hanya dia yang bisa melakukan hal itu.

Aku paham, mendua adalah dosa dari hati-hati kesepian. Mendua adalah kutukan untuk hubungan yang membosankan.  Meski kadang mendua terasa begitu lebih hidup dari apa yang kita punya. Aku punya kamu, aku punya semua yang kau katakan, tapi apa artinya jika saja aku tak pernah memiliki waktumu. Cinta juga juga butuh bersama, cinta juga butuh saat di mana sepanjang senja hanyalah kita. Cinta juga butuh waktu di mana matahari terbit adalah kita yang menikmatinya. Kita, sayang. Bukan aku dan dia. Tapi kenapa saat aku butuh seseorang di sampingku, kamu malah tak pernah ada. Yang ada hanya dia.  Seseorang yang harus kuakui, membuatku berdosa kepadamu, tapi dari sisi lain harus kukatakan padamu, berdosa dengannya ternyata lebih indah dari pada membusuk dalam kesepian darimu.

Sekali lagi aku katakan kepadamu, aku hanya cinta kamu!

Tapi harus kau sadari sayang, aku juga butuh kamu di sampingku. Memenuhi tanggung jawabmu yang selama ini diembannya. Jangan salahkan cinta jika saja kau tak cukup sanggup untuk menjalaninya, jangan salahkan aku jika saja kau tak pernah ada waktu untuk berada di sampingku. Jika ini adalah cinta yang jalang, mungkin sudah sebaiknya kita saling membuang.

Aku memilih menduakanmu bukan karena aku tak sayang kepadamu. Tapi karena kamu terlihat tak sayang dengan apa yang kau miliki. Kau yang mengabaikan aku, kau yang membuat aku telah membuat dosa padamu. Mungkin ini salahmu, mungkin juga ini dosaku, aku yang tak begitu baik untuk cinta yang tak punya waktu sepertimu. Satu hal yang harus kau tahu saat aku bersamanya, tetap saja kau yang ada di ingatanku. Meski aku ragu, kita masih bisa disebut cinta.  








Note: Dari curhat teman. 

“--waktu yang disia-siakan adalah dosa yang tak dapat dielakkan. [baca: mendua]”

Friday, November 22, 2013

Tuhan Maha Asyik.


Hahaha.. terimakasih Tuhan. Saya harus tertawa karena saya percaya Tuhan MahaAsyik, telah memberi saya umur hingga detik ini. Lebih dari dua puluh empat jam lalu, saya ulang tahun lagi. Ah, tak ada yang terlalu special tahun ini. Sepintas saya pikir begitu. Tapi saya mencoba merenung sejenak, dan saya terlalu sombong untuk tidak mensyukuri nikmat Tuhan yang MahaAsyik.

Kadang kita tak pernah memperhatikan apa yang telah kita punya hanya karena kita terlalu menilai apa yang dimiliki orang lain terlalu berharga. Padahal banyak yang kita punya sebenarnya juga lebih berharga. Karena itu saya sengaja menuliskan tulisan ini agar saya juga bisa kembali menyadari saya memiliki hal-hal berharga yang telah diberikan oleh Tuhan yang MahaAsyik.

Dua tahun lalu saya memutuskan untuk memilih jalan hidup sebagai penulis. Bagi orang lain penulis hanyalah hobi, atau sekedar pekerjaan sampingan. Bagi saya pikiran seperti itu tak masalah, toh setiap manusia memiliki kapasitasnya masing-masing. Tapi bagi saya menulis adalah profesi/pekerjaan. Karena itu saya selalu berusaha untuk menulis setiap hari, meski hanya sebuah tweet misalnya.

Dari apa yang saya impikan, setelah mencoba menerbitkan buku indie dari 2011, saya telah menerbitkan 4 buku secara indie, saya anggap semuanya adalah proses kreatif, dan alhamdullillah di umur saya yang tahun ini genap 24 tahun, saya berhasil menerbitkan buku yang bisa diterbitkan mayor. Origami Hati.

Novel berkaver merah ini merupakan mimpi besar saya. Yang sudah saya impikan sejak 2011. Syukur tahun ini mimpi itu jadi kado termanis untuk saya, saat ulang tahun seperti ini.

Ke depan, saya tetap ingin berkarya. Semoga saya tetap bisa menginspirasi semua orang yang mengenal saya, juga yang membaca tulisan-tulisan saya. Apalah artinya saya menulis tanpa ada yang membaca, semoga saya tetap bisa menghasilkan tulisan yang baik untuk dibaca. Terimakasih buat semua doa-doa dan ucapan yang tak sempat saya balas satu persatu, bagi saya, kalian luar biasa. Semangat saya untuk terus menulis.

Saat ini saya sedang menunggu kabar naskah yang sudah saya kirim ke Penerbit. Satu kumpulan cerita, satu lagi Naskah Novel. Semoga semuanya berjalan baik. Semoga penerbit menerima dan menerbitkan naskah yang saya kirim. Amien. Dan naskah saya kelak bisa sampai ke tangan kamu sebagai buku yang baik untuk kau baca. J

Terakhir, saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih buat yang sudah membaca #OrigamiHati, terimakasih telah membuat saya merasa hidup saya lebih berarti dengan adanya kalian. Semoga diusai yang terus bertambah, sisa umur yang terus berkurang, saya tetap bisa berkarya. Amien.





Wednesday, November 20, 2013

Hingga hari ini

Hingga hari ini aku masih memilih untuk tetap menunggumu. Meski ku tahu, menunggu tak selalu menyenangkan. Aku harus siap dengan kenyataan, kalau saja nanti kau tak pernah datang untuk menetap di hatiku. Tapi tak mengapa, bukankan mencintai perihal bertaruh dengan waktu? Bukankah mencintai perihal bermain dengan kesabaran. Dan aku telah mencintaimu sesabar ini.

Hingga waktunya aku hanya ingin kau paham. Aku adalah  lelaki yang jatuh terlalu dalam. Membiarkan diri membenam dalam rindu yang sendu. Ku tanamkan segala asa lewat doa-doa malamku. Sungguh, hanya denganmu aku ingin menjadi utuh. Melerai segala rapuh yang menggayut di dada.

Aku tahu, saat aku berharap, aku juga harus siap dengan luka-luka di akhir cerita. Luka-luka yang bisa saja menusuk dan mengores dada. Demi kamu, aku tak pernah takut akan apapun yang mungkin terjadi.  Karena aku telah memperjuangkanmu berkali-kali. Hingga hari ini.  




Saturday, November 16, 2013

Janin di rahim Ibu.


Di puluhan hari yang lalu  mataku jatuh pada tubuhmu yang mungil. Seperti anak  yang lucu, ia terus tumbuh dan berakar. berdahan. rindang. Dan kini dadaku bahkan terlalu rimbun dengan daun-daunnya. Sesekali daunya gugur saat musim hujan tiba. Berjatuhan di selatan pelopak mata.

          ---------

Aku ingin membencimu!

Andai semudah itu, sayang. Andai melenyapkan perasaan padamu seringan awan yang terbang di antara sayap-sayap burung. Andai melepasmu seperti menerbangkan kapas bersama kunang-kunang. Andai aku bisa berandai-andai; ---andai semudah itu, sayang.

Aku ingin pergi dari hidupmu.

Ini bahkan lebih sulit dari menyelesaikan benang kusut akibat pertengkaran tetanggaku dengan mantan suaminya. Ini bahkan lebih sulit dari pada membuat patung dari air kelapa.

          ---------

Suatu hari saat aku masih berbentuk janin di rahim ibu, ia bertanya kepada ayah. Kenapa kau memilihku untuk melahirkan anak-anakmu? Ayah hanya diam. Ia tak punya jawaban untuk pertanyaan ibu. Beberapa detik kemudian, ayah mengecup kening ibu.

Ayahku memang bukan seorang guru. Tapi dari dia aku belajar; bahwa mencintaimu memang tak butuh alasan.

          Tak perlu pergi.

          Tak perlu membenci.






                                                                                16november2013---02:43 dinihari. 

Friday, November 15, 2013

Kepada Juni

Kepada kamu perempuan yang lahir bulan Juni.
Aku hanya lelaki  yang jatuh hujan november.

Aku  puisi november  yang  luluh di  lekuk mata bulan Juni.

Suatu hari dalam kandungan ibu, Tuhan bertanya; beri satu alasan agar aku bisa menjatuhkanmu ke bumi!

“berkenanlah menjatuhkanku demi perempuan yang lahir di bulan Juni!.”


Kepada kamu perempuan yang lahir di bulan Juni.

Aku hanya hujan november yang ingin hidup di malam bulan juni.